Kamis, 23 Agustus 2012
asal usul manusia menurut islam
Asal
Usul Manusia menurut Islam
Kita
sebagai umat yang mengakui dan meyakini rukun iman yang enam, maka
sudah sepantasnya kita mengakui bahwa Al Qur’an adalah satu-satunya
literatur yang paling benar dan bersifat global bagi ilmu
pengetahuan.
"Kitab
(Al Qur’an) in tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka
yang bertaqwa (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib....."
(QS. Al Baqarah (2) : 2-3)
Dengan
memperhatikan ayat tersebut maka kita seharusnya tidak perlu berkecil
hati menghadapi orang-orang yang menyangkal kebenaran keterangan
mengenai asal usul manusia. Hal ini dikarenakan mereka tidak memiliki
unsur utama yang dijelaskan dalam Al Qur’an yaitu Iman
kepada yang Ghaib. Ini sebenarnya
tampak pula dalam pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan oleh mereka
dalam menguraikan masalah tersebut yaitu selalu diawali dengan kata
kemungkinan, diperkirakan,
dsb. Jadi sebenarnya para ilmuwanpun ragu-ragu dengan apa yang mereka
nyatakan.
Tahapan
kejadian manusia :
a)
Proses Kejadian Manusia
Pertama (Adam)
Di
dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari
tanah yang kering kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang
sebaik-baiknya. Setelah sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh
kepadanya maka dia menjadi hidup. Hal ini ditegaskan oleh Allah di
dalam firman-Nya :
"Yang
membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai
penciptaan manusia dari tanah". (QS. As Sajdah (32) : 7)
"Dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat
kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk".
(QS. Al Hijr (15) : 26)
Disamping
itu Allah juga menjelaskan secara rinci tentang penciptaan manusia
pertama itu dalah surat Al Hijr ayat 28 dan 29 . Di dalam sebuah
Hadits Rasulullah saw bersabda :
"Sesunguhnya
manusia itu berasal dari Adam dan Adam itu (diciptakan) dari tanah".
(HR. Bukhari)
b)
Proses Kejadian Manusia
Kedua (Siti Hawa)
Pada
dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia ini
selalu dalam keadaan berpasang-pasangan. Demikian halnya dengan
manusia, Allah berkehendak menciptakan lawanjenisnya untuk dijadikan
kawan hidup (isteri). Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam salah sati
firman-Nya :
"Maha
Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik
dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari
apa yang tidak mereka ketahui" (QS. Yaasiin (36) : 36)
Adapun
proses kejadian manusia kedua ini oleh Allah dijelaskan di dalam
surat An Nisaa’ ayat 1 yaitu :
"Hai
sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan
kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya,
dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan
perempuan yang sangat banyak..." (QS. An Nisaa’ (4) : 1)
Di
dalam salah satu Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim
dijelaskan :
"Maka
sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk Adam"
(HR. Bukhari-Muslim)
Apabila
kita amati proses kejadian manusia kedua ini, maka secara tak
langsung hubungan manusia laki-laki dan perempuan melalui perkawinan
adalah usaha untuk menyatukan kembali tulang rusuk yang telah
dipisahkan dari tempat semula dalam bentuk yang lain. Dengan
perkawinan itu maka akan lahirlah keturunan yang akan meneruskan
generasinya.
c)
Proses Kejadian Manusia
Ketiga (semua keturunan Adam dan Hawa)
Kejadian
manusia ketiga adalah kejadian semua keturunan Adam dan Hawa kecuali
Nabi Isa a.s. Dalam proses ini disamping dapat ditinjau menurut Al
Qur’an dan Al Hadits dapat pula ditinjau secara medis.
Di
dalam Al Qur’an proses kejadian manusia secara biologis dejelaskan
secara terperinci melalui firman-Nya :
"Dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu saripati
(berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani
(yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani
itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.
Kamudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha
Sucilah Allah , Pencipta Yang Paling Baik." (QS. Al Mu’minuun
(23) : 12-14).
Kemudian
dalam salah satu hadits Rasulullah SAW bersabda :
"Telah
bersabda Rasulullah SAW dan dialah yang benar dan dibenarkan.
Sesungguhnya seorang diantara kamu dikumpulkannya pembentukannya
(kejadiannya) dalam rahim ibunya (embrio) selama empat puluh hari.
Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan segumpal darah.
Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan sepotong
daging. Kemudian diutuslah beberapa malaikat untuk meniupkan ruh
kepadanya (untuk menuliskan/menetapkan) empat kalimat (macam) :
rezekinya, ajal (umurnya), amalnya, dan buruk baik (nasibnya)."
(HR. Bukhari-Muslim)
Ungkapan
ilmiah dari Al Qur’an dan Hadits 15 abad silam telah menjadi bahan
penelitian bagi para ahli biologi untuk memperdalam ilmu tentang
organ-organ jasad manusia. Selanjutnya yang dimaksud di dalam Al
Qur’an dengan "saripati berasal dari tanah" sebagai
substansi dasar kehidupan manusia adalah protein, sari-sari makanan
yang kita makan yang semua berasal dan hidup dari tanah. Yang
kemudian melalui proses metabolisme yang ada di dalam tubuh
diantaranya menghasilkan hormon (sperma), kemudian hasil dari
pernikahan (hubungan seksual), maka terjadilah pembauran antara
sperma (lelaki) dan ovum (sel telur wanita) di dalam rahim. Kemudian
berproses hingga mewujudkan bentuk manusia yang sempurna (seperti
dijelaskan dalam ayat diatas).
Para
ahli dari barat baru menemukan masalah pertumbuhan embrio secara
bertahap pada tahun 1940 dan baru dibuktikan pada tahun 1955, tetapi
dalam Al Qur’an dan Hadits yang diturunkan 15 abad lalu hal ini
sudah tercantum. Ini sangat mengagumkan bagi salah seorang embriolog
terkemuka dari Amerika yaitu Prof. Dr. Keith Moore, beliau mengatakan
: "Saya takjub pada keakuratan
ilmiyah pernyataan Al Qur’an yang diturunkan pada abad ke-7 M itu".
Selain iti beliau juga mengatakan, "Dari ungkapan Al Qur’an
dan hadits banyak mengilhami para scientist
(ilmuwan) sekarang untuk mengetahui perkembangan hidup manusia yang
diawali dengan sel tunggal (zygote) yang terbentuk ketika ovum (sel
kelamin betina) dibuahi oleh sperma (sel kelamin jantan). Kesemuanya
itu belum diketahui oleh Spalanzani sampai dengan eksperimennya pada
abad ke-18, demikian pula ide tentang perkembangan yang dihasilkan
dari perencanaan genetik dari kromosom zygote belum ditemukan sampai
akhir abad ke-19. Tetapi jauh ebelumnya Al Qur’an telah menegaskan
dari nutfah Dia (Allah) menciptakannya dan kemudian (hadits
menjelaskan bahwa Allah) menentukan sifat-sifat dan nasibnya."
Sebagai
bukti yang konkrit di dalam penelitian ilmu genetika (janin) bahwa
selama embriyo berada di dalam kandungan ada tiga selubung yang
menutupinya yaitu dinding abdomen (perut) ibu, dinding uterus
(rahim), dan lapisan tipis amichirionic (kegelapan di dalam perut,
kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang
menutup/membungkus anak dalam rahim). Hal ini ternyata sangat cocok
dengan apa yang dijelaskan oleh Allah di dalam Al Qur’an :
"...Dia
menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga
kegelapan (kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan
kegelapan dalam selaput yang menutup anak dalam rahim)..." (QS.
Az Zumar (39) : 6).
Dari
uraian diatas jelas tampak bahwa pernyataan dalam surat Al Baqarah
ayat 2 -3 tersebut diatas benar adanya dalam hal ini dapat dibuktikan
secara ilmiah terutama dalam kaitannya dengan asal-usul kejadian
manusia.